Kamis, 29 September 2016

Pemerintah Myanmar Akan Hancurkan 12 Masjid Dan 35 Madrasah.




Pemerintah Myanmar akan membongkar 12 masjid dan 35 madrasah. Pejabat pemerintah menyebutkan, alasannya karena puluhan masjid dan madrasah di wilayah Maungdaw dan Buthidaung itu ilegal. 


Selain masjid dan madrasah, Menteri Keamanan dan Perbatasan Rakhine Kolonel Htein Linn menegaskan juga akan membongkar bangunan-bangunan lain yang ilegal.


Pemimpin Komunitas Islam di Maungdaw mengingatkan pemerintah bahwa penghancuran masjid dan madrasah bisa memicu munculnya ketegangan antara Muslim dan umat Buddha. 


"Rencana ini bisa memicu munculnya kekerasan agama dan masalah lainnya," kata ulama tersebut.


Menurut Linn, penghancuran bangunan akan segera dieksekusi dalam waktu dekat. Menurut data pemerintah, terdapat 2.270 bangunan ilegal di Maungdaw dan 1.056 bangunan ilegal di Buthidaung. Mayoritas bangunan tersebut merupakan milik umat Islam.


Seperti diketahui, mayoritas penduduk dua kota tersebut beragama Islam. Jumlah muslim di dua kota yang berbatasan dengan Bangladesh itu mencapai 90 persen. 

Sekjen Persatuan Ulama Dunia (IUMS) Himbau Khatib Jum’at Ceritakan Perjuangan Rakyat Aleppo Menghadapi Pembantaian.



Sekjen Persatuan Ulama Dunia (IUMS), Syaikh DR. Ali Qara Daghi mendorong peran para imam dan khotib diseluruh dunia agar mau angkat bicara dalam khutbah Jum’at esok (30/09), terkait insiden pembantaian di Aleppo, Suriah.


Dalam pernyataan yang dilansir laman resmi IUMS pada Senin (26/09), DR. Ali Qara Daghi memaparkan bahwa pentingnya peran ulama, khatib, dan para imam dalam menyelamat umat Islam dari kezaliman dan penindasan para penguasa.



“Teruntuk para ulama, hendaklah berada di barisan terdepan umat yang marah, dan mendesak agar diangkatnya kezhaliman dan penindasan di Suriah sekitarnya,” tegas Syaikh Qara Daghi.



Para khatib dihimbau mengkhususkan hari Jum’at esok, untuk menceritakan perjuangan dan ketabahan rakyat Suriah dalam menghadapi pembantaian Bashar dan sekutunya. Di hari yang sama, Majelis Islam Suriah menyerukan diselenggarakannya aksi solidaritas massal guna menentang pembantaian sipil Aleppo yang digelar serempak di seluruh dunia.



Seruan ini pun mendapatkan banyak sambutan dari berbagai elemen umat. Sementara itu, Persatuan Ulama Dunia (IUMS) menyatakan bahwa aksi tersebut melambangkan hari kemarahan dunia terhadap rezim Suriah dan sekutunya.



Sebagaimana diketahui, situasi darurat yang dialami sipil Suriah terkhususnya Aleppo akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat masyarakat dunia. Berbagai bentuk simpatisan dan dukungan pun mengalir kepada sipil Aleppo, seiring mengalirnya kecaman dan kemarahan publik terhadap rezim Bashar Al-Assad dan sekutunya. 

Ekonomi Aceh Perlu Didorong Pariwisata

Ekonomi Aceh Perlu Didorong Pariwisata
BANDA ACEH - Perekonomian di Aceh perlu didorong dari sektor pariwisata, sebab berbagai potensi di sektor tersebut cukup besar untuk dapat dikembangkan. Saat ini Aceh, perekonomiannya masih bergantung pada anggaran provinsi atau APBA. Karena itu diperlukan dorongan dari pariwisata agar ekonomi di Aceh semakin tumbuh.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh, Ahmad Farid, menyampaikan hal ini ketika menjawab wartawan usai membuka seminar kajian regional semester I tentang ‘akselerasi perekonomian Aceh melalui pengembangan sektor pariwisata’, di Aula Fakultas Ekonomi Unsyiah, Banda Aceh, Rabu (28/9).
Ahmad Farid menyebutkan perekonomian Aceh hingga triwulan II 2016 meningkat signifikan dibanding periode yang sama tahun 2015. Stabilitas makroekonomi nasional dan Aceh juga masih relatif terjaga yang tercermin dari inflasi yang terkendali saat ini.
“Ini mengindikasikan bahwa ekonomi Aceh sudah tumbuh, hanya saja permasalahannya adalah ekonomi kita masih ditopang cukup besar oleh anggaran provinsi Aceh atau APBA. Ini yang ingin kita bangkitkan pada sektor swasta karena kita tahu potensi-potensi yang ada di Aceh cukup besar,” katanya.
Namun apabila diarahkan ke industri besar, maka akan memakan waktu lama. Sementara jumlah pengangguran dan kemiskinan di Aceh cukup banyak, sedangkan potensi yang dimiliki wilayah ini sangat besar. “Nah, untuk mengatasi hal tersebut untuk jangka pendek dan menengah adalah dengan mendorong sektor pariwisata. Karena sektor ini akan sangat didukung oleh pemerintah pusat dan anggaran dari pemerintah juga akan konsern ke pariwisata seluruh Indonesia, sehingga apabila kita tidak memanfaatkan potensi yang ada ini, kita akan tertinggal,” kata Ahmad Farid.
Ahmad Farid menambahkan sektor pariwisata paling menjanjikan, murah dan mudah untuk dapat lebih mengembangkan perekonomian di Aceh. Maka itu diperlukan keterlibatan atau kerja sama dengan berbagai pihak, serta kesiapan masyarakat untuk mengembangkan pariwisata.
“Apabila pariwisata itu berkembang, saya yakin hotel, akomodasi, dan transportasi juga akan berkembang. Tidak hanya itu, UMKM juga berkembang sehingga uang akan banyak masuk ke sini (Aceh). Kemudian pengangguran dan kemiskinan juga akan berkurang. Ini yang sederhana dan cukup menjanjikan bagi kita,” paparnya.
Di Aceh, kata Ahmad Farid memiliki banyak potensi wisata yang menarik minat wisatawan antaranya Museum Tsunami, Pantai Lampuuk, Sabang, wisata-wisata religi, budaya, kopi, dan lainnya. Kini tinggal lagi mengembangkan sektor ini secara profesional.
Seminar yang berlangsung hingga siang hari ini menghadirkan narasumber dari Bappeda Aceh, Aswar R Paya, Akademisi, Dr Nazamuddin MA, Dinas Pariwisata Aceh, Dedy Fahrian, dan Ketua Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pengusaha Tour dan Travel, Asnawi Bahar. Kegiatan ini juga dihadiri Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Keuangan, Azhari Hasan, perwakilan OJK, BPS, dan perbankan, civitas akademika Unsyiah dan para mahasiswa.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Unsyiah, Dr Nazamuddin MA dalam sambutannya mengatakan kegiatan tersebut rutin dilakukan BI dengan Unsyiah agar info-info terkait ekonomi di Aceh selalu terupdate. Menurutnya, Aceh sudah sangat terkenal sebagai daerah tujuan wisata nasional, tetapi belum menjadi tujuan wisata utama. “Kita harapkan Aceh juga bisa seimbang dengan daerah lain di Indonesia yang sudah maju di sektor pariwisata,” harap Nazamuddin. (una)
Editor: bakri